JURUSAN : TELKOMMIL
NO : 20190436-E
PERCOBAAN 7
MEMBUAT RANGKAIAN RUNNING LED
1. TUJUAN : AGAR BAMASIS MAMPU MEMPRAKTEKKAN MEMBUAT RANGKAIAN RUNNING LED
2. ALAT DAN BAHAN :
A. LED
B. IC 555
C. IC 4017
D. RESISTOR
E. VR
F. CAPACITOR
G. POWER SUPPLY
H. LIVE WIRE
3. TEORI DASAR
A. JELASKAN TENTANG LED
1. LED
Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya – Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
2. CARA KERJA LED (LIGHT EMITTING DIODE)
Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan j unction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
B. JELASKAN TENTANG IC 555 SEBAGAI ASTABIL MULTIVIBRATOR
IC Timer atau IC Pewaktu adalah jenis IC yang digunakan untuk berbagai Rangkaian Elektronika yang memerlukan fungsi Pewaktu dan multivibrator didalamnya. Beberapa rangkaian yang memerlukan IC Timer diantaranya seperti Waveform Generator, Frequency Meter, Jam Digital, Counter dan lain sebagainya. IC Timer atau IC Pewaktu yang paling populer saat ini adalah IC 555 yang dikembangkan oleh Hans R. Camenzind yang bekerja untuk Signetic Corporation pada tahun 1970-an. Pada dasarnya, IC Timer 555 merupakan IC Monolitik pewaktu yang menghasilkan Osilasi (Oscilation) dan Waktu Penundaan (Delay Time) dengan keakuratan dan kestabilan tinggi.
IC Timer 555 yang umum digunakan adalah IC Timer 555 yang berbentuk DIP (Dual Inline Package) dengan 8 kaki terminalnya. Namun seiring dengan perkembangannya, saat ini kita dapat menemui beberapa versi IC 555, diantaranya seperti IC 556 yang menggabungkan 2 buah IC 555 dalam satu kemasan (14 kaki), IC 558 yang menggabungkan 4 buah IC555 dalam satu kemasan (16 kaki) serta IC555 yang mengkonsumsi daya rendah seperti 7555 dan TLC555. Harga sebuah IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki cukup murah, yaitu sekitar Rp. 2.000 hingga Rp. 5.000 tergantung merek dan tipenya. Nama IC 555 diambil dari 3 buah resistor yang terdapat dalam kemasan IC dengan nilai masing-masingnya 5kΩ.
C. JELASKAN TENTANG IC 4017
Pengertian dan Fungsi Setiap Kaki IC 4017 | IC 4017 adalah suatu rangkaian terpadu yang berfungsi sebagai decade counter (Penghitung interval). Maksud dari decade counter yakni dapat merubah salah satu output menjadi berlogika tinggi secara bergantian dari output 0 hingga ke output 9 sehingga total output rangkaian ini berjumlah sepuluh buah dengan total pin/kaki sebanyak 16 dan memiliki fungsinya masing masing.
IC 4017 sendiri dikendalikan dengan clock atau pulsa (gelombang kotak) yang nantinya akan menentukan kecepatan perpindahan output dari IC 4017 itu sendiri. semakin tinggi frekuensi dari clock yang dimasukan ke kaki 14 pin ic 4017, maka akan semakin cepat pula perpindahan logika dari output IC tersebut.
D. JELASKAN TENTANG RESISTOR
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.
E. JELASKAN TENTANG VR
Pengertian Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap)
Resistor variabel atau biasa disebut resistor tidak tetap merupakan salah satu jenis komponen resistor yang nilai hambatannya dapat berubah-ubah (variable). Perubahan nilai dari resistor variabel biasanya dimanfaatkan untuk mengatur sesuatu yang sifatnya tidak tetap dan bergantung dari kondisi penerapan rangkaian.
Simbol resistor variabel pada umumnya digambarkan seperti simbol resistor dengan tanda panah ditengahnya atau tanda yang menyerupai huruf "T" namun agak miring sebagai simbol trimpot atau preset. Karena kebanyakan resistor variabel berkaki tiga maka panah yang berada ditengah merupakan kaki ketiga yang berada ditengah dengan nilai resistansi yang berubah-ubah terhadap kaki pinggir. Perubahan nilai resistor ini tergantung pada posisi kaki tengah terhadap kaki pinggir.
4. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Buat rangkaian menggunakan IC 555 dan IC 4017.
5. Analisa
A. Pada saat VR berada pada 1K, table grafik menunjukkan bahwa 1 pulsa dihasilkan dalam waktu 0,3 detik, sedangkan dalam 1 detiknya menghasilkan 3,5 pulsa secara terus menerus.
B. Pada saat VR dinaikkan ke 2K, table grafik menunjukkan peningkatan yaitu berupa 1 pulsa dihasilkan dalam waktu 0,4 detik, sedangkan dalam 1 detiknya menghasilkan setidaknya sampai 2 pulsa.
C. Pada saat VR dinaikkan lagi ke angka 5K, table grafik menunjukkan hasil 1 pulsa dihasilkan dalam waktu 6,4 detik, dan rangkaian lampu LED memperlihatkan urutan hidupnya lampu yang mulai melambat seiringnya VR di naikkan.
D. Pada saat VR dinaikkan ke nilai tertinggi yaitu 10K, menunjukkan hasil dalam kurun waktu 1 detik dapat diperoleh 0,6 pulsa dan urutan nyala lampu LED melambat.
6. Kesimpulan
Pembuatan rangkaian running LED ini dapat disimpulkan bahwa semakin rendahnya tegangan VR maka pulsa yang dihasilkan dapat diperoleh dengan singkat dalam 1 detiknya. Sedangkan saat dinaikkan VR-nya pulsa yang dihasilkan lebih sedikit dan nyala lampu LED makin melambat alur nyalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar